Mayoritas orang beranggapan bahwa tinggal di asrama akan menekan pengeluaran harian maupun bulanan. Katanya, kalo tinggal di asrama, kita ngga banyak keluar (jalan-jalan, nongkrong, ajojing, dll). Maka pengeluaran harian berupa bensin maupun ongkos angkot, bus, ataupun kereta sudah bisa kita pangkas dengan tinggal di asrama.
Kemudian karena kita ngga sering keluar, jadi ngga banyak yang 'kelihatan'. Pernah kan pas kita lagi jalan-jalan.. murni loh jalan-jalan doang. Eh, kita ngeliat kedai es duren lah, ngeliat diskon baju lah, ngeliat ini lah it lah, yang jadinya kita mesti merogoh kocek buat beli hal-hal yang diluar rencana dan bahkan ngga penting-penting banget.
Yeah, semua kenyataan di atas adalah benar. Tapi.... ada tapi-nya nih. Berdasarkan pengalaman penulis, tinggal di asrama justru mahal!! Oya? Kok bisa?
BISA. Sebenernya ini sih tergantung sama pribadi masing-masing orang, tapi menurut pengalaman dan pengamatan terhadap beberapa objek (aseeek dah, ilmiah banget!), hal ini benar. Oke, dalam seminggu kita menghabiskan 5 hari full di asrama, ngga banyak uang yang keluar, malah nyaris ngga ada. Tapi tahukah kawan, apa yang terjadi di 2 hari berikutnya?? 2 hari saat weekend??
Lima hari full berada dalam satu lingkungan yang sama dengan kegiatan yang notabene monoton, membuat kita JENUH. Alhasil, saat waktu 'keluar asrama' tiba, wwoooohhh.... saatnya mengaktualisasikan diri dengan kehidupan serba boros.
Pas di asrama pasti banyak ngidam:
"Entar pas weekend gw mau makan bakso ah..."
"Entar pas weekend gw mau ke Mall *** ah...."
"Entar pas weekend gw mau nonton film *** ah..."
"Entar pas weekend gw mau beli *** ah..."
Dan masih banyak Entar-Entar lainnya....
Inilah yang gue maksud biaya mahal hidup di asrama, yaitu biaya ngobatin jenuhnya. Manusia bisa bekali-kali lipat lebih rakus dan biadab bila hasrat makan, belanja, dan jalan-jalannya tertahan sampai berhari-hari. Itulah yang pada umumnya terjadi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan sewajarnya :D