Halaman

Rabu, 06 Juni 2012

Curhatan: Problem Bangun Pagi

Salah satu problem gue ketika hidup berpisah dari orang tua adalah susahnya bangun pagi. Sialnya, temen sekamar gue juga punya problem yang sama. Jujur gue udah pasang alarm di handphone. Bahkan handphone gue yang lebih dari satu, semuanya gue pasang alarm. Ajaib, ngga satupun ngaruh bisa bangunin gue (dan temen gue).

Setelah itu, gue coba pasang lagu yang agak heboh dan berisik banget sebagai nada alarm. Tapi ternyata gak mempan juga. Gue memang bangun, tapi mata tetep merem. Dan dengan otomatis (tanpa harus melek), tangan gue bisa matiin alarm dengan sukses. 

Akhirnya gue dan temen sekamar gue sepakat naro semua handphone dan berbagai 'perabotan bangun pagi' di lantai, tepat di antara kasur gue dan kasur dia. Tujuannya, ketika alarm bunyi, mau gak mau kita mesti bangun buat matiin itu alarm. Kalo ngga, alarmnya bakalan terus bunyi dan bikin kita pusing sendiri dan ujung-ujungnya kita pasti memutuskan bangun.

Dan inilah hasilnya:
  • Alarm bunyi. Gue kebangun. Mata masih merem. 
  • Gue raba-raba semua benda yang ada di kasur gue. Handphone yang biasanya ditaro disamping bantal udah ngga ada.
  • Gue baru inget, handphone ada di lantai. artinya mesti bangun buat matiin alarmnya.
  • Gue raba-raba lagi benda-benda di kasur. Gue nemu boneka gue.
  • Tanpa membuka mata, gue lempar itu boneka ke arah seberang, ke kasur temen gue.
  • BUK!! Terdengar seperti menimpa temen gue. Good shoot!
  • Gue teriak. Sob, bangun woy. Alarm nya bunyi tuhh.. *mata masih merem
  • Temen gue setengah murka, mau ngamuk tapi ngga berdaya karena ngantuk.
  • Temen gue bangun, matiin alarm. Setelah alarm mati, handphone ditaro di tempat semula: lantai.
  • Dalam hitungan sepersekian detik, gue mendengar suara BUKKK!! yang kedua.
  • Rupanya temen gue kembali terkapar di atas kasur.
  • Akhir cerita. Kami berdua kembali ke dunia mimpi.
  • Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sewajarnya :D